Senin, 21 Maret 2011

Lose The Battle But Win The War

Bismillahirrahmanirrahim, In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. Hai saudaraku semua, kayfa haluukum??. Semoga kita semua senantiasa berada dalam naungan rahmat Allah SWT. First of all, I wanna to said that I’m sorry & sorrow to hear that for all people of japan on earthquake and tsunami disaster. Sungguh kejadian ini kembali menjadi hentakan dan peringatan keras bagi kita semua bahwa hanya Allah SWT lah Tuhan Yang Maha Besar sedangkan kita hanyalah hamba yang sedikitpun tak punya daya upaya apapun melainkan atas apa yang dikehendakiNya. Namun, saya tidak akan panjang lebar membahas mengenai bencana di jepang karena sungguh saya tak memliki kapasitas mumpuni dalam topik tersebut. Pada kesempatan kali ini, sekali lagi saya ingin berbagi sedikit cerita kepada kawan-kawan semua tentang hal yang mudah-mudahan dapat memotivasi kita untuk selalu berjuang dan ikhlas dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dan hal yang takkan pernah lupa untuk disampaikan adalah bahwa saya disini bukan lah sebagai mentor yang seolah paling bener apalagi sok ngeguruin. Karena saya sangat sadar bahwa saya pun manusia biasa yang punya banyak keterbatasan. Akan tetapi, semangat berbagi dan saling menasihatilah yang benar-benar mendorong saya untuk menyampaikan hal ini. Seperti firman Allah SWT “Sungguh manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. (QS Al Asr 2-3.)

Baik mari kita coba mulai dengan sebuah frase atau kalimat super yang mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita semua You may lose the battle but you must win the war. Wah bahasa inggris lagi, emang ga ada yang indo apa?hehe. maaf beribu maaf tu kalimat emang dari sononya udah bahasa inggris. Yap, sebuah istilah menarik nan powerful yang mampu membuat orang biasa menjadi luarrr biasa, hehe (ap sih lebay banget). Tapi ayo deh kita diskusikan bersama apa sih faedah yang terkandung dalam kalimat tersebut?. Kalu mau ditranslate jadi bahasa Indonesia mungkin kurang lebih hasilnya begini “anda boleh kalah dalam pertarungan namun anda harus memenangkan peperangan”. Wah masih ambigu ya kayanya, hehe. Ok singkatnya, mari kita analogikan kata battle disini adalah sebagai sebuah pertarungan kecil dalam hidup sedangkan pengertian war adalah sebuah perang atau pertarungan yang lebih besar lagi. Dalam kehidupan di dunia ini seringkali kita mengalami problematika yang tak jarang dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik atau bahkan malah menahan dan menjerumuskan kita menjadi seseorang yang hina dina. Woohohoho, serem amat ya hehe. Percaya atau tidak banyak manusia yang justru tersungkur ketika menghadapi suatu masalah dan kemudian tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Emmm ya dengan kata lain mereka dikalahkan dengan masalah mereka sendiri. Akan tetapi, ada kalanya kita memang harus mengalah dalam menghadapi suatu rintangan seraya menyusun strategi jitu bagaimana kita bisa bangkit dan mampu mengalahkan musuh (masalah) yang kemudian merubah keadaan 180˚ menjadi sebuah kemenangan yang gemilang bagi kita. Kalo kata sahabat saya sih mundur selangkah dulu untuk maju seribu langkah, waw dahsyat abis. Inilah mungkin yang dimaksud bahwa kita boleh saja kalah dalam battle(pertarungan kecil) namun kita harus memenangkan peperangan tersebut alias tujuan utama kitalah yang mesti dicapai.

Ada cerita menarik yang semoga mampu membuka mata kita bahwa lose the battle bukan berarti kalah tetapi mengalah demi win the war. Ok check it out !!
Di zaman Rasulullah SAW yang terkenal dengan kejahiliyahannya, perilaku-perilaku tak bermoral telah menjadi pemandangan biasa tiap harinya. Maka Rasulullah SAW pun diutus untuk menyampaikan risalah Allah SWT serta memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an. Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. 68:4). Namun ternyata, kehadiran Rasul di tengah-tengah mereka tidak serta merta mengubah ahklak mereka menjadi baik. Seringkali Beliau mendapat hinaan, caci maki, siksaan bahkan ancaman pembunuhan, ya emang begitu sifat orang zaman jahiliyah, seenaknya aja. Ada sebuah kejadian hebat tentang Beliau, saat Nabi Muhammad SAW keluar dari rumah dan pergi menuju masjid, Beliau pasti melewati rumah seorang yahudi yang punya kebiasaan unik yaitu meludahi Nabi dan peristiwa seperti ini terjadi setiap hari. Ya everyday bos. Tetapi reaksi beliau hanya tersenyum kemudian membersihkan ludahnya dan melanjutkan perjalanan menuju masjid. Sebelum diteruskan saya mau nanya, apa yang terjadi jika peristiwa tersebut kita alami?. Wah, kayanya bakal ada pertandingan gulat tiap hari di depan rumah tu yahudi, hehehe. Hingga pada suatu hari saat beliau melintasi rumah yahudi itu, tiba-tiba tak ada lagi ludah terbang menuju tubuhnya seperti yang biasa dilakukan oleh sang empunya rumah. Begitu pula keesokan harinya hingga hari ketiga masih tak ada ludah yang datang. Beliau pun merasa heran dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi dengan sang yahudi. Setelah bertanya kepada para sahabat diketahui bahwa ternyata sang yahudi sedang sakit. Beliau pun dengan spontan langsung mendatangi rumah yahudi itu. Sesampainya disana, terlihat betapa kaget sang yahudi bahwa orang yang selama ini diludahinya adalah orang pertama yang mengunjungi dan menjenguknya di saat ia sakit. Ditambah lagi perasaan takut dari sang yahudi bahwa jangan-jangan Rasulullah datang untuk membalas meludahi atau mungkin lebih parah lagi. Namun hal tersebut sama sekali tak terjadi dan melenceng jauh dari dugaannya. Niat beliau datang adalah murni untuk menjenguk dan mendoakan agar sang yahudi lekas sembuh. Doa rasulullah itu tanpa hijab dan tidak pernah tertolak, sehingga sembuhlah sang yahudi dari penyakitnya. Setelah merasa tubuhnya sudah sembuh sang yahudi pun dengan cepat memeluk erat Nabi Muhammad SAW serta menyatakan bahwa ia ingin masuk islam. Sang yahudi dengan tegas mengucap dua kalimat syahadat langsung di hadapan Rasul dan dia resmi menjadi seorang muslim.

Benar-benar luar biasa cerita di atas. Apa kira-kira hikmah yang bisa kita petik dari kejadian tersebut. Inilah bukti nyata bahwa lose the battle bukan berarti kalah, namun mengalah demi win the war. Kita sama-sama saksikan bahwa memang di dalam kehidupan, kita tak selalu dituntut untuk menang dalam sebuah pertarungan kecil. Seperti cerita yang disampaikan, setiap hari Nabi diludahi oleh sang yahudi dan respon beliau hanya tersenyum. Kalau kita mau simpulkan sedikit maka tentu disini Nabi terlihat kalah ya, namun yang dilakukan Nabi mungkin merupakan strategi mengalah terhadap perilaku sang yahudi, ya istilahnya lose the battle. Padahal bisa saja kan beliau melawan tindakan si yahudi. Akan tetapi, ini tidak beliau lakukan justru beliau menahan diri untuk tak membalas perbuatan yahudi karena beliau sadar betul bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang harus Dia perjuangkan, yaitu tugas utamanya di muka bumi ini untuk memperbaiki ahklak manusia serta menyiarkan islam seluas-luasnya sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Lalu apa kemenangan war Rasulullah?. Tentu, kemenangan yang sesungguhnya adalah sang yahudi pada akhirnya mengucap dua kalimat syahadat dan memeluk agama islam. Inilah kemenangan besar Nabi dan keberhasilan beliau membuat sang yahudi memeluk agama islam dengan kesadaran sendiri. Jelaslah sudah bahwa Nabi bisa saja dikatakan lose the battle but saya benar-benar yakin dengan sepenuh hati bahwa sesungguhnya Nabi lah yang sudah win the war. Ya ini merupakan contoh konkrit jika we may lose the battle but we must win the war, mengalah bukan berarti kalah, mundur selangkah untuk maju seribu langkah. Terus ada yang iseng deh nanya, ya jelaslah beliau kan Nabi kalu kita kan Cuma manusia biasa jadi susah buat ngejalanin di kehidupan sehari-hari. Jawabannya simple aja ibarat barang ada kualitas original, KW1, KW2, KW3, dan seterusnya. Jika memang kita tidak sanggup untuk meneladani Nabi Muhammad 100%, alangkah baiknya jika kita berusaha meneladani kemuliannya sedikit demi sedikit. Karena dalam Al Quran pun jelas bahwa beliaulah teladan yang mesti kita tiru “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab 21) .

Inilah salah satu teladan yang telah Nabi Muhammad SAW berikan pada kita selaku umat manusia, bahwa dalam menjalani hidup jangan sampai kita mengedepankan hawa nafsu atau ego pribadi belaka. Jauh dari itu semua, kita mesti cerdas menganalisis suatu masalah dan merumuskan solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan segalanya. Jangan canggung apalagi takut apabila kita harus mengalah atau mundur selangkah terlebih dahulu karena yang terpenting adalah tercapainya misi kita yaitu win the war. Gampangnya aja deh ketika penyusunan proker (ngambil contoh dari dunia organisasi), pasti banyak banget kan ide serta gagasan kreatif yang sudah menjadi rencana untuk dilaksanakan. Tetapi setelah dianalisis lebih lanjut ternyata ada beberapa yang sama sekali bukan menjadi kebutuhan dari mahasiswa, bahasa kerennya mah kagak urgen banget lah. Dari sini kedewasaan kita dibutuhkan, apakah ingin mengikuti rasa ego dengan ide serta gagasan yang kita miliki ataukah kita mengalah sejenak dengan hanya mengajukan proker seadanya, namun mungkin itulah yang menjadi keinginan para mahasiswa. Ya kita memang kalah dalam pertarungan kecil yaitu tidak mengusung seluruh proker yang memang merupakan ide kita. Namun percayalah saudaraku sebenarnya kita telah memenangkan peperangan yang hakiki yaitu memilih proker yang memang nyata-nyata menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Sebab ketahuilah saudaraku “sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberi manfaat bagi orang lain”. Mudah-mudahan ini bisa dijadikan sebuah pelajaran berharga bagi kita semua bahwa jauh lebih baik jika kita tidak selalu mementingkan egoisme pribadi tetapi lebih mengutamakan pada kemaslahatan banyak pihak. Karena seringkali kita temui orang-orang yang begitu kuat pendirian untuk mempertahankan argumennya meskipun itu sangat beresiko besar gagal tercapainya tujuan utama yang lebih mulia. Bagus banget emang kalau seandainya kita bisa meraih kedua-duanya tetapi hidup tak selamanya seperti yang kita inginkan. So apa yang akan anda pilih win the battle but lose the war or lose the battle but win the war?? That’s your choice..

Sebelum mengakhiri semuanya, saya ingin menyampaikan bahwa terkadang untuk mencapai suatu tujuan, kita tidak harus berjalan maju ke depan. Ada kalanya kita berhenti sejenak untuk melihat situasi, ada kalanya kita bergeser ke kanan sebentar dan ada kalanya kita mundur ke belakang untuk sementara waktu sebelum melangkah maju ke depan lagi. Inilah yang disebut you may lose the battle but win the war atau dengan kata lain keadaan dimana kita mungkin saja mengalah sementara waktu demi kemenangan yang lebih besar.

Demikian cerita dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu’alam Bishawab..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…thank you for reading.

1 komentar:

  1. Sepakat Nih,, dngan tulisan Sahabat saya ini,, mengalah bukan berarti untuk kalah, tapi mempersiapkan strategi buat melangkah maju ke depan untuk memenangkan semua "peperangan" yang ada..
    GOOD JOB Brother..:D

    BalasHapus